Apa Itu Kerangka Kerja dalam TBST dan Filosofinya | Jalan Profit
Apa Itu Kerangka Kerja dalam TBST?
Kerangka kerja dalam TBST (Trading Based on Smart Thinking) merupakan panduan sistematis dalam mengambil keputusan trading dengan lebih cerdas dan terukur. Konsep ini tidak sekadar mengikuti sinyal atau indikator, tetapi memahami bagaimana pasar benar-benar “berpikir”. Dengan kerangka kerja, seorang trader dapat menilai kapan harus masuk, keluar, atau menunggu momen terbaik untuk bertindak.
Asal Usul Konsep Kerangka Kerja
Gagasan kerangka kerja trading ini terinspirasi dari pemikiran Warren Buffet, seorang investor legendaris yang dikenal karena pendekatannya yang sederhana namun sangat mendalam terhadap pasar. Buffet tidak menggunakan indikator teknikal rumit atau mengikuti berita ekonomi secara buta. Sebaliknya, ia berfokus pada prinsip dasar pasar — memahami perilaku manusia di balik pergerakan harga.
Sama halnya dengan George Soros dan Dan Zanger, dua nama besar yang juga membuktikan bahwa kesuksesan dalam trading bukan tentang alat yang digunakan, melainkan bagaimana memahami struktur dan logika pasar. Mereka mengandalkan apa yang disebut sebagai kerangka kerja dan investment philosophy — pendekatan mental yang konsisten dan disiplin.
Filosofi “Forex Has Memory”
Salah satu filosofi yang sering disebut oleh Dan Zanger adalah “Forex Has Memory” — pasar selalu mengingat pergerakan sebelumnya. Artinya, pola-pola yang muncul di masa lalu akan cenderung berulang dalam bentuk yang serupa di masa depan. Inilah mengapa trader profesional tidak hanya melihat chart, tetapi juga memahami konteks psikologi di baliknya.
Dengan memahami “memori” pasar ini, trader dapat membangun kerangka kerja yang kokoh. Setiap keputusan trading bukan lagi didasarkan pada emosi atau tebakan, tetapi pada analisis historis dan logika yang konsisten. Pendekatan ini sangat penting untuk menjaga kestabilan emosi dan hasil jangka panjang.
Kejadian yang Berulang dalam Pasar (Market Pattern)
Dalam TBST, trader dilatih untuk mengenali kejadian atau pola yang terus berulang di pasar. Pola-pola ini bukan sekadar bentuk candle, tetapi juga mencerminkan dinamika waktu dan perilaku pelaku pasar.
- Masanya: setiap sesi (Asia, Eropa, Amerika) memiliki karakteristik pergerakan berbeda.
- Size Candle: besar kecilnya candle menunjukkan kekuatan dorongan harga.
- Sideways: fase konsolidasi pasar yang sering terjadi sebelum pergerakan besar.
- Bentuk Market: pola berulang seperti trend, retrace, dan breakout yang memberi sinyal arah.
Kesimpulan: Kerangka Kerja adalah Fondasi TBST
Kerangka kerja dalam TBST bukan hanya metode teknis, tetapi juga cara berpikir. Dengan memahami logika pasar, filosofi investasi, dan pola berulang, trader dapat membangun sistem yang konsisten dan adaptif. Inilah dasar mengapa TBST bukan sekadar strategi, melainkan mindset trading cerdas.
Baca juga bagian sebelumnya dari seri TBST:
👉 10 Hal yang Harus Dikuasai dalam TBST (Analisa Fundamental)
Dan lanjutkan ke seri berikutnya:
👉 Analisa Teknikal dalam TBST
1 comment